1)
Pendahuluan
Manusia di
ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
bahwa makhluk individu mampu untuk hidup dan mengatasi masalah sendiri.
Kodratnya manusia sebagai makhluk social dalam perkembangannya. Negara berasal
dari bahasa Belanda dan Jerman Staat,
bahasa Inggris State, bahasa Perancis
Etat, dan bahasa Latin Status/statuum. Negara Indonesia terdiri
dari beberapa pulau, provinsi, dan kabupaten. Di dalam negara terdapat beberapa
tradisi, suku, dan multikultural. Negara Indonesia dengan Semboyan Bhineka
Tunggal Ika hingga saat ini, ke-Bhinneka Tunggal Ika-an tersebut, di beberapa
daerah masih terwujud dengan mempertahankan etika masing-masing kedaerahan,
baik budaya, bahasa, sastra, maupun seni daerahnya, yang hidup berdampingan
dengan tentram dan damai. Menurut [1]Suharno
(2012:8) mengemukakan pengertian bangsa merupakan suatu identitas kolektif yang
mendefinisikan "kita" yang di satu pihak mengandung jaringan solidaritas,
dan di lain pihak mengandung pengakuan sebagai suatu kolektivitas yang berbeda
dari "mereka" atau bangsa lain.
2)
Pengertian Mahasiswa
Seseorang
yang mencari ilmu dan belajar di instasi pendidikan merupakan mahasiswa.
Menurut [2]Siswoyo
(2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut
ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain
yang setingkat dengan perguruan tinggi. Merupakan individu yang mencari ilmy di
tingkat perguruan tinggi baik di negeri maupun swasta dan terdaftar sebagai
akademik di lingkungan kampus. Pada umumnya mahasiswa berusia 18 tahun ke atas,
memiliki intelektual yang tinggi dan cerdas dalam bertindak, mampu berfikir
kritis.
Mahasiswa
merupakan individu yang sedang menempuh pendidikan secara formal. M. Fatwa (Syaifullah
Syam, 2005 : 374) mengemukakan bahwa mahasiswa merupakan kelompok generasi muda
yang mempunyai peran strategis dalam kancah pembangunan bangsa, karena mahasiswa
merupakan sumber kekuatan moral (moral force) bagi bangsa Indonesia. Generasi
muda yang mempunyai peran sangat besar dalam hal membangun bangsa dan negara
dan merupakan generasi emas yang menjadi masa depan bangsa Indonesia.
Mahasiswa
mempunyai kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih luas. Oleh
karena itu, mahasiswa identic dengan selalu mempunyai intelektual yang baik dan
luas. Mahasiswa yang sedang belajar di kampus cenderung sebagai intelektual
yang membawa perubahan. Melalui organisasi mahasiswa mampu mengapresiasikan
berbagai inspirasi mulai dari bakat, pengetahuan, dan teknologi untuk di
terapkan di lingkungan masyarakat.
Adapun
peran mahasiswa menurut [3]Adman
(2005: 9) yaitu (1) cenderung oportunis, berpolitik praktis, bertaktik, bersikap
acuh tak acuh, berlandasan, dan idelis. Mahasiswa. Bahwa organisasi dan
mahasiswa merupakan tempat untuk meraih keberhasilan. Mahasiswa yang tergabung
dalam dunia politik cenderung untuk menduduki jabatan dan kekuasaan. Mahasiswa
cenderung bertatik untuk mendapatkan opini dan berpersepsi yang baik dan benar.
Mahasiswa beraneka ragam mahasiswa yang bersifat acuh tak acuh biasanya tidak
mempunyai tanggung jawab dalam dirinya sendiri. Adapun mahasiswa yang mempunyai
sifat idealism yang semua harus bersifat ideal untuk menempatkan sesuatu yang
selaras.
3)
Aktivis Mahasiswa
Seorang mahasiswa yang melibatkan
dirinya untuk terjun kedalam kegiatan organisasi di kampus. Aktivis mahasiswa
biasanya terlibat dalam gerakan mahasiswa. Setiap gerakan mahasiswa tentunya mempunyai
tujuan masing-masing. Gerakan mahasiswa bisa dilakukan di dalam kampus atau di
luar kampus. Hanya tidak perlu semua mahasiswa terlibat. Pada umumnya, para
aktivis mahasiswalah yang bergerak. Aktifis diartikan sebagai pemuda
(mahasiswa) selain itu giat dalam berkelompok melalui diskusi, LSM maupun
organisasi di lingkungan kampus. Adanya gerakan mahasiswa mampu membawa
perubahan baik dalam dunia politik,social dan budaya. Mahasiswa mempunyai
berbagai kegiatan di lingkungan kampus. Kegiatan mahasiswa dilakukan dengan
meningkatkan kualitas mahasiswa. Kegiatan tersebut antara lain meliputi
kegiatan pelaksanaan keilmu, keahlian, pengembangan minat dan bakat.
Gerakan mahasiswa pada tahun 1966 awal kebangkitan gerakan
mahasiswa secara nasional. Gerakan mahasiswa pada tahun ini mengangkat isu-isu
komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan mahasiswa berhasil membangun
masyarakat untuk menentang gerakan PKI (Partai Komunis Indonesia). Gerakan
mahasiswa pada tahun 1966 banyak aktivis yang duduk dalam kabinet , gerakan mahasiswa pada tahun 1972 dikenal
dengan terjadinya Malapetaka Lima Belas Januari. Gerakan ini menolak produk
Jepang. Jakarta menjadi pusat pada gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa 1980
berpuncak saat Menteri Dalam Negeri berkunjung ke ITB kemudian para mahasiswa
berdemo dan terjadi peristiwa pelemparan terhadap Menteri Dalam Negeri. Gerakan
mahasiswa pada tahun 1990 terjadi ketika diberlakukannya NKK/BKK (Normalisasi
Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kampus). Sikap kritis mahasiswa terhadap
pemerintah tidak berhenti pada pemberlakukan NKK/BKK. Gerakan mahasiswa pada
tahun 1998 dengan di tandai dengan lengsernya Soeharto sebagai Presiden pada
tanggal 12 Mei 1998. Gerakan mahasiswa pada saat tahun 1998 sedang terjadi
krisis moneter dari harga-harga kebutuhan naik secara drastis.
Kebangsaan merupakan kesadaran berbangsa, yakni
mempunya rasa yang lahir secara alami dengan adanya kebersamaan sosial yang
tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta
kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Rasa kebangsaan dalam
mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni
pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita
kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan
itu, timbul semangat kebangsaan atau
semangat patriotisme.
Wawasan
kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri,
serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya,
yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya. Rasa kebangsaan bukan
monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan
memberi dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah
sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama
juga dialami bangsa-bangsa lain.
Mahasiswa pada saat ini sangat rendah terhadap isu
kebangsaan, yang seharusnya mahasiswa bersikap kritis terhadap isu-isu kebangsaan.
Generasi penerus bangsa pada saat ini juga menghadapi tantangan baik era
globalisasi, teknologi, komunikasi dan informasi. Selain itu kondisi saat ini
meliputi krisis nasional, krisis kebangsaan dan kesenjangan social.
4)
Gerakan Mahasiswa
Gerakan mahasiswa sangat berperan
bagi bangsa Indonesia. Adanya gerakan mahasiswa mampu membawa perubahan dalam
hal kebaikan maupun tidak. Kegiatan kemahasiswaan meliputi
kegiatan yang berada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan
untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para
aktivis yang terlibat di dalamnya.
Gerakan
mahasiswa Indonesia sebenarnya sudah dimulai dari zaman pendudukan Belanda di
Indonesia. Pergerakan pemuda-pemuda di Indonesia dimulai pada tahun 1908 ketika
pertama kali berdirinya Budi Utomo. Walaupun kesan primordialisme kedaerahan
masih terlihat kental, namun Budi Utomo adalah tonggak awal pergerakan
mahasiswa STOVIA. Gerakan mahasiswa yang mampu membawa kemajuan bagi Indonesia
sangat di perlukan pada saat itu. Lahirnya pilihan pengorganisasian diri melalui
kelompok-kelompok studi tersebut, dipengaruhi kondisi tertentu dengan beberapa
pertimbangan rasional yang melatari suasana politis saat itu. Pertama, banyak
pemuda yang merasa tidak dapat menyesuaikan diri, bahkan tidak sepaham dan
kecewa dengan organisasi-organisasi politik yang ada. Sebagian besar pemuda
saat itu, misalnya menolak ideologi Komunis (PKI) maka mereka mencoba bergabung
dengan kekuatan organisasi lain seperti Sarekat Islam (SI) dan Boedi Oetomo.
Namun, karena kecewa tidak dapat melakukan perubahan dari dalam dan melalui
program kelompok-kelompok pergerakan dan organisasi politik tersebut, maka
mereka kemudian melakukan pencarian model gerakan baru yang lebih
representatif. Kelompok studi dianggap sebagai media alternatif yang paling
memungkinkan bagi kaum terpelajar dan mahasiswa untuk mengkonsolidasikan
potensi kekuatan mereka secara lebih bebas pada masa itu, dimana kekuasaan
kolonialisme sudah mulai represif terhadap pembentukan organisasi-organisasi
massa maupun politik. Karena melalui kelompok studi pergaulan di antara para
mahasiswa tidak dibatasi sekat-sekat kedaerahan, kesukuan,dan keagamaan yang
mungkin memperlemah perjuangan mahasiswa. Ketika itu, disamping organisasi
politik memang terdapat beberapa wadah perjuangan pemuda yang bersifat
keagamaan, kedaerahan, dan kesukuan yang tumbuh subur, seperti Jong Java, Jong
Sumateranen Bond, Jong Celebes, dan lain-lain. Dari kebangkitan kaum
terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya
generasi baru pemuda Indonesia: generasi 1928.
Namun
gerakan mahasiswa pada saat ini ada umumnya mereka
melakukan tindakan-tindakan di luar otoritas kita sebagai kaum akademis
intelektual, seperti aksi pemblokiran jalan, membakar dan fasilitas umum. Melihat mekanisme aksi
massa atau demontrasi saat ini, amat disayangkan. Apalagi mayoritas mahasiswa
tidak mendalami esensi dan urgensi dari pelaksanaan aksi tersebut. Dalam
melaksanakan aksi, biasanya kajian dan diskusi isu tak begitu didalami dan
diperhatikan. Padahal,hal tersebut yang menjadi dasar dalam melaksanakan aksi.
Generasi muda saat ini tidak begitu
tertarik dengan keadaan bangsa maupun isu-isu kebangsaan. Seakan hal tersebut
kurang menarik bagi kalangan generasi muda maupun mahasiswa. Mereka terlena
dengan hal modernisasi, Padahal mereka merupakan masa depan perjalanan bangsa.
Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dikalangan generasi muda maupun mahasiswa
agar nilai-nilai dan wawasan kebangsaan generasi muda tidak melemah, yang bisa
melunturkan jiwa nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
Suharno.(2012). Identitas Nasional Dan Identitas Etnis Mahasiswa Di Asrama
Berbasis Kesukuan Di Indonesia (Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Di Asrama
Berbasis Suku Kedaerahan Riau, Makasar, Dan Irian Jaya Di DIY). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Karya%20B%20%20Identitas%20Nasional%20&%20Etnis%20Mahasiswa%20di%20Asrama%20Berbasis%20Kesukuan.pdf
Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Gerakan mahasiswa.2015. diunduh tanggal
11 Juni 2016. http://pmiikotamalang.or.id/gerakan-mahasiswa-saat-ini/
Gerakan
Mahasiswa. (2012). Diunduh tanggal 11 Juni 2016.
kinihttp://news.okezone.com/read/2012/03/17/367/595190/gerakan-mahasiswa-dulu-dan-kini
Adman. 2005. Pergerakan Mahasiswa. Arsip
org kemahasiswaan
[1]
Suharno.(2012). Identitas Nasional Dan Identitas
Etnis Mahasiswa Di Asrama Berbasis Kesukuan Di Indonesia (Studi Kasus Terhadap
Mahasiswa Di Asrama Berbasis Suku Kedaerahan Riau, Makasar, Dan Irian Jaya Di DIY).
.hal 8 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Karya%20B%20%20Identitas%20Nasional%20&%20Etnis%20Mahasiswa%20di%20Asrama%20Berbasis%20Kesukuan.pdf
[2]
Siswoyo,
Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
UNY Press.hal 121
[3]
Adman. 2005. Pergerakan Mahasiswa. Arsip org kemahasiswaan.hal 9
0 komentar: