TUGAS KELOMPOK
MODEL-MODEL PENDIDIKAN
POLITIK
DisusunUntukMemenuhiTugas
Mata KuliahPendididkanPolitik
DosenPembimbing Dr.
Suharno, M.Si
KELOMPOK
3
1. Moh Wahyu Kurniawan (15730251023)
2. Anisa Evi Suliyanti (15730251019)
3.Rini Ismanan (15730251015)
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Manusia diciptakan tuhan sebagai makhluk monodulais,artinya disamping sebagai makhluk pribadi manusia juga merupakan makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan makhluk yang
pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya. Sebagai makhluk sosial,
sesungguhnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain.
Manusia dengan aktivitasnya telah membentuk kelompok-kelompok didalam suatu wilayah tertentu
yang dapat disebut dengan masyarakat.
Menurut Robert Mac
Iver masyarakat adalah suatu system hubungan-hubungan yang
tertib dan teratur.Diantara hubungan-hubungan yang
dilakukan antara manusia terdapat suatu hubungan yang
sangat mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan manusia.Hubungan tersebut adalah hubungan politik. Dalam politik manusia mengembangkan kegiatan-kegiatan
yang diarahkan untuk membuat, melindungi dan mengubah aturan yang
dimaksudkan untuk kebaikan bersama. Didalam politik inilah manusia membentuk hubungan-hubungan
yang mengarah pada terbentuknya suatu masyarakat politik. Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan politik bagi generasi muda hendaknya dilakukan dengan memperhatikan kondisi
social politik masyarakat serta keadaan lingkungan social budaya masyarakat yang
bersangkutan. Pendidikan politik yang
memperhatikan kondisi objektif bangsa akan memberikan manfaat yang tidak sedikit dalam membangun kehidupan bangsa
Indonesia yang lebih baik dalam segala bidang kehidupan nasional. Pendidikan politik hendaknya diberikan secara bertahap dan berkesinambungan yang
dimulai dengan kelompok kader pimpinan dalam organisasi pemuda atau pelajar. Pelaksanaan pendidikan politik hendaknya diberikan dalam bentuk-bentuk dan
model-model yang terbatas, baik segi waktu, tempat serta jumlah pesertanya sehingga hasilnya dapa tdi
evaluasi dan diamati.
Model pelakasanaan pendidikan politik yang dikembangkan disesuaikan dengan jalur pelaksanaan pendidikan politik sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda baik dalam cara maupun sarananya.
Dalam rangka pembinaan budaya politik pancasila maka model pendidikan politik
yang dikembangkan Amir Machmud (1987:229) harus mencakup 2
aspek utama sebagaiberikut.
1.
Sebagai kegiatan yang sistematis ditujukan untuk menumbuhkan penghayatan rakyat terhadap ideologi
Negara pancasila serta menjelaskan secara jujur permasalahan dan tantangan yang
secara nyata dihadapi oleh system politik dewasa ini dan dimasa depan.
2.
Sebagai praktek kehidupan yang
secara langsung atau tidak langsung dapat berpengaruh terhadap pembentukan sikap, pola
respond dan penghayatan rakyat terhadap kehidupan politiknya.
Pada makalah ini akan membahas topik berkenaan dengan model pendidikan politik
yang dapat dilaksanakan bagi generasi muda yaitu model keteladanan, model pelatihan,
model penataran, model penyuluhan, model berorganisasi.
B. PerumusanMasalah
1. Bagaimana
pendidikan politik dewasa ini di Indonesia?
2. Bagaimana
model-model pendidikan politik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendidikan politik dewasa ini
di Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana model-model
pendidikan politik di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianPendidikanPolitik
1. Pengertian Dasar
Menurut Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik
harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik. Surbakti
(1999:117) berpendapat bahwa:Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan
politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses
dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota
masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol
politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah,
pemerintah, dan partai politik.
Pada
prinsipnya pendidikan politik merupakan rangkaian usaha untuk meningkatkan dan
menetapkan kesadaran politik dan kenegaraan guna menunjang kelestarian
Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik bangsa. Pendidikan politik itu
juga merupakan bagian proses pembahuruan kehidupan politik bangsa Indonesia
yang sedang dilakukan dewasa ini dalam rangka usaha menciptakan suatu sistem
politik yang benar-benar demokratis, stabil, dinamis, efektif, dan efisien.
Sebenarnya pendidikan politik itu secara alamiah telah berjalan dan tetap
berlansung terus melalui berbagai interaksi sosial dalam masyarakat yang
dikenal sebagai proses penghayatan nilai. Melalui penghayatan itulah manusia
belajar, mendalami, dan melatih diri serta meyakini bahwa nilai-nilai itu
adalah nilai yang terbaik dan paling sesuai dengan kondisi objektif, alam
pikiran dan perasaannya serta menurut hati nurani maupun penalarannya
benar-benar merupakan bagian hidupnya. Proses penghayatan itu dapat berjalan
dan berlangsung terus secara alamiah, jikalau dalam pertumbuhannya ditunjang
oleh suatu usaha sadar dan berencana malalui baik pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal.
Pendidikan politik ini
diharapkan bahwa bangsa Indonesia secara dini dapat dipersiapkan untuk dengan
penuh katangguhan menghadapi setiap ancaman yang bersumber dari berbagai
ideologi politik yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Pancasila dan UUD
1945. Inilah yang menjadi dasar pemikiran tentang perlunya pendidikan politik
karena tantangan dan acaman yang dihadapi pada masa depan memerlukan jawaban
yang tuntas, yang dipersiapkan masa kini. Dalam pengertian ini, dapatlah
disimpulkan bahwa pendidikan politik itu sangat penting bagi seluruh rakyat
Indonesia, seperti telah diamanatkan oleh ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 jo Tap
No. II/MPR/1983 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Mahasiswa
sebagai bagian dari generasi muda dengan sifat-sifat khas yang dimilikinya,
pada prinsipnya mempunyai fungsi-fungsi tertentu, terutama, yang berkaitan
dengan perkembangan kelangsungan hidup bangsa yang berfungsi sebagai penerus, pengemban,
dan pelestari nilai cita-cita bangsa. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa
setiap masalah yang sedang dihadapi oleh generasi muda pada hakikatnya adalah
juga kepentingan seluruh bangsa. Oleh karena itu, adalah kawajiban dan tanggung
jawab semua pihak untuk menanganinya. Dalam hubungan ini, perlu ditegaskan
bahwa pendidikan politik bagi generasi muda merupakan bagian internal kerangka
pendidikan politik nasional dan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan
nasional. Pendidikan politik ini juga merupakan bagian pembangunan nasional dan
sebagai salah satu perwujudan usaha untuk menjunjung terciptanya stabilitas
nasional.
2.
Maksud dan Tujuan
Maksud
diselenggarakan pendidikan politik pada dasarnya
ialah memberikan pedoman kepada generasi muda Indonesia guna meningkatkan
kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara, sejalan dengan arah dan cita-cita
bangsa Indonesia.
Tujuan
pendidikan politik ini ialah menciptakan warga negara Indonesia yang sadar akan
kehidupan berbangsa dan bernegara berdasrkan Pancasila dan UUD’45 sebagai salah
satu usaha untuk membangun menusia Indonesia seutuhnya yang perwujudannya akan
tercermin dalam sejumlah ciri watak dan kepribadiannya sebagai berikut:
a. Sadar
akan hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya terhadap kepentingan bangsa dan
negara yang terutama diwujudkan melalui keteladanan.
b. Secara
sadar taat pada hukum dan Undang-Undang Dasar.
c. Memiliki
disiplin pribadi, sosial, dan nasional.
d. Berpandangan
jauh ke depan serta memiliki tekad perjuangan untuk mencapai kehidupan yang
lebuh maju, yang didasarkan kepada kemampuan obyektif bangsa.
e. Secara
sadar mendukung sistem kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya dalam usaha
pembangunan nasional.
f. Aktif
dan kreatif dalam kehidupan barbangsa dan bernegara khususnya dalam usaha
pembangunan masional.
g. Aktif
menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dengan kesadaran akan keanekaragaman
bangsa.
h. Sadar
akan perlunya peliharaan lingkungan hidup dan alam secara selaras, serasi, dan
seimbang.
i. Mampu
melakukan penilaian terhadap gagasan, nilai serta ancaman yang bersumber dari
luar Pancasila dan UUD ’45 atas dasar pola pikir atau penalaran logis mengenai
Pancasila dan UUD ’45.
3.
Perlunya Pendidikan Politik
Suatu
pendidikan politik pada dasarnya berlansung secara alamiah dalam suatu
masyarakat dan lazim dilakukan oleh generasi sosial politik, keluarga atau
pribadi. Pendidikan politik yang dilakukan secara sadar dan berencana ini
menjadi lebih penting lagi apabila dikaitkan dengan berbagai peristiwa pada
masa lalu ketika, berdasarkan sejarah bangsa Indonesia telah mengalami berbagai
pengalaman yang pahit dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejak tercapainya
kemerdekan nasional pada tanggal 17 Agustus 1945. Tumbuhnya banyak paham atau
lairan serta organisasi dan gerakan politik yang diwarnai oleh beraneka
ragamnya orientasi politik di luar Pancasila UUD ’45 yang pada waktu itu telah
menyebabkan bangsa Indonesia hidup berkotak-kotak baik secara psikis maupun
secara fisik. Terjadinya pertentangan politik satu sama lain kemudian dalam
kenyataannya mengakibatkan terjadinya berbagai kemerosotan nasional, situasi
ini ternyata telah dimanfaatkan oleg berbagai golongan politik tertentu,
terutama oleh golongan yang kehendak dan orientasi politiknya secara nyata
berada di luar Pancasila dan UUD ’45 yaitu mengetengahkan gerakan yang
mempengaruhi melalui perjuangan yang ekstrem, bahkan yang melibatkan kekuatan
secara fisik untuk mempengaruhi kekuasaan yang sah, seperti gerakan teokrasi
ekstrem oleh DI/TII, gerakan separatis oleh RMS, komunisme oleh PKI melalui
peristiwa Madiun dan G-30s, pemberontakan PRRI Permesta, dan berbagai gerakan
lainnya di berbagai wilayah Indonesia. Keadaan seperti ini tidak hanya berada
dilingkungan penyelenggara negara, termasuk golongan politik yang berhasil
mencapai kesempatan itu yang menggunakan kekuasaan sebagai saluran aspirasi
politiknya, miasalnya dengan diperkenalkannya sistem pemerintahan liberal
kapitalistik melalui kabinet parlementer. Semuanya itu menciptakan ketidakpastian
dalam kehidupan nasional.
Setelahkelahiran
Orde Baru pada tahun 1966, dilakukan berbagai langkah dan tindakan perbaikan,
dan dengan kepemimpinan Presiden Soeharto kemudian dilakukan gerakan koreksi
dan pembahuruan di segala bidang untuk menempatkan kembali Pancasila dan UUD
’45 pada kedudukan terhormatnya sebagai pandangan hidup dan dasar negara
satu-satunya dalam kehidupan bangsa dan negara serta melaksanakannya secara
murni dan konsekuen. Di bidang politik, Orde Baru telah melakukan pembenahan
berupa perombakan sistem politik, termasuk struktur, kutur, dan prosesnya.
Pembenahan seperti ini terlihat pula secara jelas pada berbagai bidang
kehidupan kehidupan lainnya yang dengan secara berkelarasan, berkeserasian, dan
seimbang telah mengalami perubahan mendasar seperti bidang ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
5. Landasan Pokok
Landasanpokok
yang dipergunakan dalam melaksanakan/menyelenggarakan
pendidikan politik ialah landasan yang pada prinsipnya telah mendasari
kehidupan nasional bangsa Indonesia. Namun, selain itu, secara khusus dalam
pendidikan politik ini landasan pokok yang umum itu disrtai pula oleh landasan
kesejahteraan (jiwa, semangat, dan tekad perjuangan) yang baik secara potensi
maupun secara nyata memeprlukan dasar untuk mewujudkannya, terutama yang
berkaitan dengan patriotisme, nasionalisme, serta idealisme.Landasan pokok itu
ialah sebagai berikut:
a. Landasan
Ideologi : Pancasila
b. Lansadan
Konstitusional : UUD 1945
c. Landasan
Operasional : GBHN
d. Landasan
Historis : -Kebangkitan
Nasional 20 Mei 1908
- Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
- Proklamasi 17 Agustus 1945
B.
Model-model PendidikanPolitik
Pendidikan
politik dapat dikatakan sebagai media penyampaian konsep politik yang memiliki
tujuan akhir untuk membuat warga negara menjadi lebih melek politik. Warga
negara yang melek politik adalah warga negara yang sadar akan hak dan kewajiban
sehingga dapat ikut serta dalam kehidupan berbangsa dan hernegara dalam setiap
proses pembangunan. Pendidikan politik diperlukan keberadaannya terutama untuk
mendidik generasi muda saat ini yang nantinya akan menjadi generasi penerus
bangsa.Adapun model-model pendidikan politik adalah sebagai berikut:
a. Model Keteladanan
Model
pendidikan politik berupa keteladanan biasanya dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan politik pada jalur keluarga dan masyarakat. Pola pelaksanaan
model ini dilakukan dengan contoh-contoh perilaku, dalam hal ini terutama orang tua,
kerabat yang lebih dewasa, tokoh masyarakat,
b. Model Pelatihan
Pelatihan atau latihan sering didefinisikan sebagai suatu kegiatan pendidikan
yang dilakukan dengan sengaja,
terorganisasi dan sistematis untuk memberikan sejumlah pengetahuan dan keterampilan berkenaan dengan keterampilan tertentu
yang dilatihkan.
Untuk meningkatkan kualitas generasi muda,salah satu cara
yang dapat digunakan adalah dengan mengadakan pelatihan,
seperti latihan kepemimpinan siswa, latihan dasar kepemimpinan mahasiswa.
Pelaksanaan pelatihan biasanya dilakukan oleh suatu organisasi,
misalnya organisasi siswa intra sekolah, senat mahasiswa,
atau berbagai bentuk organisasi lainnya,
baik organisasi massa maupun organisasi politik.
c. ModelPenataran
Penataran sebagai model
pendidikan politik diartikan sebagai cara belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas berupa kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan. Perbedaan penataran dan pelatihan karena dalam pelatihan,
peserta pelatihan belum tentu telah memiliki dasar atas bahan yang dilatihkan.
Penataran merupakan model pendidikan yang
biasanya digunakan pada pelaksanaan pendidikan politik melalui jalur generasi muda yang
pelaksanaannya kadang-kadang langsung ditangani pemerintah, seperti penataran
P-4. Sebagaimana halnya model-model pendidikan politik lainnya, model
penataran dapat efektif digunakan dalam pendidikan politik apabila direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
d. ModelPenyuluhan
Penyuluhan adalah suatu proses
memberikan penerangan atau informasi kepada individu atau sekelompok orang
guna memberikan sejumlah pengetahuan yang
dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya atau dapat dikatakan, sebagai suatu proses
menyebarluaskan informasi kepada individu atau kelompok untuk membantu individu/kelompok
yang bersangkutan mengubah sikap dan tingkah laku. contoh model
penyuluhan sebagai pendidikan politik adalah penyuluhan hukum terpadu yang
dilakukan pihak kejaksaan bekerja sama dengan pemerintah daerah.
e. Model Berorganisasi
Pendidikan politik melalui model
organisasi berarti melibatkan pesertadidik,
dalam hal ini generasi muda dalam suatu organisasi,
dapat menjadi anggota atau mungkin pengurus. Misalnya, menjadi anggota karang taruna,
menjadi anggota OSIS.
C. Fungsi
Pendidikan Politik
Fungsi
pendidikan politik sangat penting sebab pendidikan politik meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik yang pada
gilirannya akan mendorong timbulnya kesadaran politik secara maksimal dalam
suatu sistem politik.Pendidikan politik mempunyai dua tujuan utama.
Pertama, fungsi pendidikan politik adalah untuk mengubah dan membentuk tata
perilaku seseorang agar sesuai dengan tujuan politih yang dapat menjadikan
setiap individu sebagai partisipan politik yang bertanggung jawab. Kedua,
fungsi pendidikan politik dalam arti yang lebih luas untuk membentuk suatu
tatanan masyarakat yang sesuai dengan tuntutan politik yang ingin
diterapkan.Inti dari pendidikan politik adalah mengenai bagaimana rakyat
direkrut dan disosialisasikan.
Fungsi yang
disampaikan di atas lebih menonjolkan fungsi pendidikan politik dalam mengubah
tatanan masyarakat yang ada menjadi lebih baik dan lebih mendukung tercapainya
proses demokrasi. Sedangkan fungsi
pendidikan politik bagi individu antara lain adalah:
1) Peningkatan
kemampuan individual supaya setiap orang mampu berpacu dalam lalu lintas
kemasyarakatan yang menjadi semakin padat penuh sesak dan terpolusi oleh dampak
bermacam-macam penyakit social dan kedurjanaan.
2) Mengenai
kekuasaan, memahami mekanismenya, ikut mengendalikan dan mengontrol pelaksanaan
kekuasaan di tengah masyarakat.
Fungsi
pendidikan politik bagi individu yang tertera di atas tidak hanya mengubah
individu tapi juga membentuk individu yang baru. Dalam artian bahwa seseorang
individu dengan melalui pendidikan politik tidak hanya memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang politik tapi juga mempunyai kesadaran dan sensitifitas dalam
berpolitik yang direalisasikan dalam bentuk perbuatan yaitu dengan ikut
berpartisipasi atau ditunjukkan dengan sikap dan perilaku politif yang lebih
luas dalam usahanya untuk mencapai tujuan politik
D. Tujuan
Pendidikan Politik
Mochtar Buchori (M. Shirozi,
2005:30) mengemukakan bahwa terdapat beberapa pemikiran yang mendukung mulai
berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap
hubungan antara pendidikan dan politik yaitu Pertama, adanya kesadaran tentang hubungan yang erat antara pendidikan dan
politik. Kedua, adanya kesadaran akan peran penting pendidikan dalam menentukan
corak dan arah kehidupan politik. Ketiga, adanya
kesadaran akan pentingnya pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan
politik. Keempat, diperlukan pemahaman yang lebih luas tentang politik. Kelima,
pentingnya pendidikan kewarganegaraan (civic education).
Tujuan
diadakannya pendidikan politik secara formal terdapat dalam Inpres No. 12 Tahun
1982 tentang Pendidikan Politik bagi Generasi Muda yang menyatakan bahwa:Tujuan
pendidikan politik adalah memberikan pedoman kepada generasi muda Indonesia
guna meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan tujuan
pendidikan politik lainnya ialah menciptakan generasi muda Indonesia yang sadar
akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.
Berdasarkan
pemaparan tentang tujuan pendidikan politik di atas, penulis berpendapat bahwa
yang menjadi tujuan utama dari pendidikan politik adalah agar generasi muda
saat ini memiliki kemampuan untuk memahami situasi sosial politik penuh
konflik. Aktifitas yang dilakukan pun diarahkan pada proses demokratisasi serta
berani bersikaf kritis terhadap kondisi masyarkat di lingkungannya. Pendidikan
politik mengajarkan untuk mampu mengembangkan semua bakat dan kemampuannya
aspek kognitif wawasan kritis, sikap positif, dan keterampilan politik.
DAFTAR
PUSTAKA
AffandiIdrus,
dkk. 2011. PendidikanPolitik. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sirozi, Muhammad. (2005) Politik
Pendidikan: Dinamika Hubungan antara Kepentingan Kekuasaan dan Politik
Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Surbakti, Ramlan. (1999) Memahami Ilmu Polilik. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Trisakti,Handayani.
2014. PendidikanPolitik: BukaAjar:UniversitasMuhammadiyah
Malang
1 komentar:
siang kak, mau nanya untuk model2 pendiidkan politik yang Model Keteladanan, model Pelatihan, modelPenataran, ModelPenyuluhan dan Model Berorganisasi itu dari jurnalnya siapa ya kak ? soalnya di daftar pustaka maupun rujukan di tulisannya tidak disebutkan, terimakasih mohon jawabannya.